Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Precious moment part one

Selalu ada momen berkesan dalam hidup,yang tidak mudah dilupakan bahkan setelah melewati ribuan kejadian. bagi saya salah satunya adalah hari ketika pasien IPD yang menjadi bahan observasi selama berminggu-minggu akhirnya menghembuskan nafas terakhir, di tengah kebingungan saya memperhatikan hasil CT-scannya yang tak juga saya pahami. sedih,kesal,bingung,campur dalam satu mangkok bernama hati.apa yang harus saya lakukan?ujian tinggal beberapa hari lagi,sementara pasien saya “hilang”..PF macam apa yang nanti harus saya peragakan atas orang yang sudah tidak ada?atau ganti pasien?yang juga berarti mengganti judul tugas,cari daftar pustaka baru,dll,dll…pusingnya!! BACA SELENGKAPNYA DI https://bsmijakarta.or.id/precious-moment-part-one/

Pengobatan Cara Nabi: Pengalaman Pribadi atau Petunjuk Ilahi?

Umat Islam meyakini bahwa Allah menurunkan obat untuk tiap penyakit. Nabi mendorong kaum muslimin untuk mencari pengobatan untuk penyakit, dan sahabat selalu mendengarkan nasihat Nabi yg berhubungan dengan pengobatan. Namun ada perbedaan pendapat tentang tip-tip pengobatan dari Nabi, ada yg mempercayai bahwa hal itu bagian dari informasi yang diterima dari Allah SWT., dan ada pula yang punya pendapat berbeda, bahwa tip-tip pengobatan itu adalah pengalaman pribadi dan hasil dari pengaruh lingkungan. Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa setiap penyakit ada obatnya kecuali tua dan kematian. Hal ini menginspirasi para pasien dan dokter untuk selalu memiliki harapan. Orang yang sakit akan terus memilki harapan bahwa cepat atau lambat mereka akan mendapat obat yang menyembuhkan, sedangkan dokter akan terus bekerja keras menemukan obat untuk berbagai penyakit. BACA SELENGKAPNYA DI https://bsmijakarta.or.id/pengobatan-cara-nabi-pengalaman-pribadi-atau-petunjuk-ilahi/

Pemalsuan Wajah Rokok

Tempo hari saya didatangi tiga pemuda di kantor yang menawarkan kesempatan menjadi donatur untuk sebuah acara seni. Awalnya saya tertarik mendengarkan karena berkaitan dengan drama musikal dengan pemerannya sendiri yang datang ke kantor saya. Hingga pada satu titik mood saya ambruk karena dengan bangga mereka menyebut satu yayasan terkenal yang berkaitan dengan produksi rokok sebagai inisiator acara ini. Tak ada yang baru, sesungguhnya. Hanya saja, praktik ‘corporate social responsibility’ ala rokok terus saja gencar dilakukan meski sebenarnya mayoritas pakar corporate social responsibility (CSR) menolak gaya ‘CSR’ rokok sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Laporan WHO menyatakan bahwa industri rokok dianggap masuk dalam kategori harmful industry sehingga tidak ada satu pun indeks socially responsible investment (SRI) yang menyertakan perusahaan rokok ke dalam portofolio investasinya. Para pakar CSR pun menolak berbagai keterlibatan industri rokok dalam aktivitas ilmiah CSR, seperti